Manajemen Dakwah UIN Surabaya Goes To Bali

Friday, May 27, 2016





Acara study banding ke Bali menjadi kesempatan mahasiswa program studi Manajemen Dakwah UIN Surabaya untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat dan mengimplementasikan keilmuan yang sudah didapat di bangku kelas.
Sabtu, (21/05/16) Program Studi (Prodi) Manajemen Dakwah (MD) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) mengadakan acara study banding ke daerah Bali. Acara ini diikuti oleh
Mahasiswa semester 2 prodi MD UINSA angkatan 2015. Acara ini berawal dari mata kuliah Ilmu Ekonomi yang berupaya menciptakan suasana belajar yang baru dan berbeda. “Kita menciptakan suasana belajar di luar kelas dengan mengadakan study banding agar mahasiswa bisa terjun langsung kepada masyarakat” ungkap Dr. H. Ah. Ali Arifin, MM, selaku dosen mata kuliah pengantar ilmu ekonomi prodi MD UINSA. Beberapa tempat yang dijadikan objek kunjungan adalah Pondok Pesantren Laraiba, Perusahaan Lilin di daerah Tabanan Bali, dan Pondok Pesantren Al-Hidayah. Tidak hanya fokus kepada kunjungan study banding saja, melainkan study banding kali ini disertai dengan mengunjungi tempat-tempat wisata indah di Bali seperti wisata kera alas kedaton, danau bedugul, dan tanah lot.
Tujuan observasi pertama adalah di Pondok Pesantren Laraiba. Latar belakang yang membuat mahasiswa prodi MD UINSA megunjungi pondok ini karena karismatiknya yang berbeda dengan pesantren pada umunya. Pondok pesantren yang didirikan oleh Ketut Imaduddin Djamal ini berdiri di antara pure tempat ibadah orang Hindhu. Dan masyarakat sekitar yang tinggal dekat pesantren mayoritas menganut agama Hindhu. “Disinilah letak kenikmatan islam sebenarnya. Dimana islam berdiri di antara orang-orang asing yang tidak mengenalnya” ungkap Siti Lutfiah, mahasiswa prodi MD UINSA selaku peserta study banding.
Pesantren Laraiba mampu menanamkan nilai keislaman kepada para santrinya meski lokasi di sekitar pesantren  didominasi oleh orang-orang non islam. Hal tersebut bukan menjadi faktor untuk membuat pesantren Laraiba menjadi pesantren yang maju dan berkembang. Dalam sejarah kemajuan yang sudah tercatat, Pondok Pesantren Laraiba sudah berhasil mendirikan beberapa lembaga pendidikan formal yang mencetak generasi penerus yang hebat. Mulai dari Mts, MA, SMK, TPQ, dan Madin. Prestasi yang sudah dicapai santri Pondok Pesantren Laraiba juga tidak sedikit. Banyak dari santrinya berhasil menjuarai lomba baik di bidang akademik maupun non akademik tingkat daerah sampai tingkat nasional.
Kemudian tujuan selanjutnya adalah kunjungan ke perusahaan lilin. Perusahaan yang didirikan sekitar tahun 2000 ini sukses membawahi karyawan yang banyak. Perusahaan lilin ini memiliki produk yang beragam. Mulai dari tempat lilin berbentuk hewan, bunga, hiasan, dan masih banyak lagi yang unik. Hasil dari produknya sudah dipercayai oleh masyarakat mancanegara. Rata-rata produk yang dihasilkan banyak yang diekspor ke luar negeri daripada dijual di dalam negeri sendiri.
 Perusahaan yang berdiri di lahan yang tidak terlalu luas itu telah memberikan kontribusi banyak kepada masyarakat. Masyarakat banyak yang terangkat perekonomiannya dengan berdirinya perusahaan tersebut. “Seandainya perusahaan ini tidak ada mungkin saya tidak mempunyai penghasilan” ungkap Sriyani, karyawan di perusahaan lilin tersebut. “Dari contoh kesuksesan di perusahaan lilin ini diharapkan mahasiswa prodi MD UINSA bisa mempunyai inisisatif untuk berwirausaha ke depannya” ungkap Dr. H. Ah. Ali Arifin, MM, dosen mata kuliah ilmu ekonomi prodi MD UINSA.
Sedangkan objek observasi yang terakhir adalah Pondok Pesnatren Al-Hidayah yang lokasinya tepat berada di atas Danau bedugul. Pondok Pesantren Al-Hidayah ini didirikan oleh Tuan Guru Halimun di daerah Candi Kuning dua. Daerah Candi Kuning dulunya merupakan cikal bakal agama islam dan hindhu. Namun akhirnya dipisah menjadi dua daerah. Candi Kuning satu ditempati oleh masyarakat penganut agama hindhu. Dan Candi Kuning dua ditempati oleh masyarakat penganut agama islam.
 Pondok Pesantren Al-Hidayah terbagi menjadi tiga bagian. Pertama pondok pesantren untuk kegiatan belajar mengajar, kedua tempat usaha kesejahteraan sosial, dan yang ketiga adalah usaha ekonomi produktif seperti usaha depot makanan, toko, tempat parkir, toilet. Mahasiswa prodi MD UINSA juga mendapat kehormatan tersendiri karena sekaligus bisa mengunjungi kebun strawberry yang masih milik Pondok Pesantren Al Hidayah. Kesempatan emas digunakan untuk melakukan pengamatan budidaya tanaman. Di aula pertemuan kebun strawberry mahasiswa prodi MD UINSA mendapat materi tentang berwirausaha mulai dari penanaman sampai proses penjualan produk ke masyarakat.
Dari acara study banding ini telah memberikan manfaat banyak kepada mahasiswa prodi MD UINSA. “Banyak hal yang sudah saya dapatkan dari acara study banding ini. Mulai dari proses untuk tetap berdakwah dan mensyiarkan islam sampai cara berwirausaha yang sukses”. Ungkap Rosyidatul Adibah, mahasiswa prodi MD UINSA. Bahkan tidak sedikit mahasiswa yang meminta diadakan study banding lagi. “Kalau bisa adakan lagi acara seperti ini” Ungkap Shella Marandha, mahasiswa prodi MD UINSA. Menurut pak Ali selaku dosen prodi MD UINSA, semester depan akan diadakan kunjungan lagi ke tempat yang lebih bagus dengan lokasi tujuan di Bandung dan Bogor.


Penulis
Oktaviani Putri Dita A.


No comments:

Post a Comment

 
FREE BLOG TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS