Totalitas menjadi kunci sukses dalam
berbisnis. Termasuk, berbisnis di media sosial. Meski, mungkin saja,
awal mula berbisnis berasal dari peristiwa-peristiwa di sekitar kita
sendiri. Awalnya, aku Sigit Nurdyansyah, dirinya mulai fokus berjualan daring (online)
di Bukalapak.com lantaran harus memenuhi kebutuhan biaya untuk
pengobatan anaknya yang baru lahir dan sedang sakit. Gara-gara itulah,
buah hatinya tersebut harus sering keluar-masuk rumah sakit.
Selain waktu kerjanya banyak tersita untuk urusan anak, perputaran
uang di rumah juga sangat terganggu. Bukan rahasia bahwa pengeluaran
biaya untuk pengobatan menjadi besar besar.
Kenyataan ini menjadi dorongan besar dirinya fokus dan total
membesarkan bisnisnya daring di Bukalapak.com, selain peluang bisnisnya
yang prospektif. Karena itu, ia lantas berdiskusi dengan sang istri
untuk fokus membesarkan bisnis tersebut. “Alhamdulillah, istri
mendukung. Bismillah, saya lantas mulai fokus membesarkan bisnis online melalui bukalapak,” ujar Nurdyansyah pada Jumat pekan lalu.
Totalitas dalam membesarkan bisnis sistem perdagangan elektronik (e-commerce)-nya
sejak Februari 2012, menempatkan Nurdyansyah kini sebagai top seller di
Bukalapak.com. Hingga awal Maret 2015, ia telah membukukan 5.284
transaksi di Bukalapak.com. “Alhamdulillah, omzet saya sekarang sekitar
Rp 200 juta per bulan dengan rata-rata 30 transaksi per hari,” ujarnya.
Pria berusia 30-an tahun ini mengakui memperoleh semua itu tidak
secara instan. Awal 2010, ia pertama kali mengenal transaksi jual-beli
secara daring. Waktu itu, ia mencoba membeli sepeda secara daring.
Namun, bukannya barang diperoleh secara utuh, uang yang telah
ditransfernya pun raib entah ke mana.
Untungnya, ia memiliki teman di sebuah bank, sehingga transaksi
tersebut dibatalkan dan ia mendapatkan kembali uangnya. “Saya jadi
berpikir, apakah benar jual-beli online ini selalu diikuti praktik penipuannya. Ini yang membuat saya ingin memasuki bisnis online,” ujarnya.
Setelah menjajaki beberapa market place daring yang ada,
akhirnya pilihan jatuh ke Bukalapak.com. Nurdyansyah yang memiliki akun
@dyansyah ini mengaku sangat menyukai bertransaksi di Bukalapak.com
karena dijamin keamanannya. Pembeli melakukan pembayaran terlebih dahulu
ke Bukalapak.com dan baru dibayarkan kepada pelapak jika item yang
dijual sudah diterima oleh pembeli. Sehingga pembeli terhindar dari
transaksi jual-beli palsu.
Gawai
Di Bukalapak.com, Dyansyah menjual aksesori gawai kelas premium. Mulai dari piranti antigores, baterai, selubung gawai (casing), dan lain-lain. Total saat ini, dagangannya telah mencapai 3000-an item. Alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) ini beralasan bahwa produk-produk berkualitas premium cukup stabil karena cacat produknya kecil. Sehingga kemungkinan barang kembali (retur) kecil dan berujung pada kepuasan konsumen.
Alasan lainnya, kata Nurdyansyah, orang-orang yang tinggal di
daerah-daerah masih cukup sulit mencari produk-produk aksesori gawai
kualitas premium di samping tren yang sekarang berkembang. Apalagi,
kondisi masyarakat saat ini yang cenderung enggan keluar rumah hanya
sekadar mencari aksesoris atau apa yang mereka butuhkan di samping
kondisi jalan yang semakin padat dan macet. “Simpel-nya, dia tinggal
lihat barang, cocok, bayar, lalu barang itu akan dikirim. Nah, itulah
mengapa kita harus go online,” ujarnya.
Selama ini, Nurdyansyah mengaku tidak khawatir dengan banyaknya
pelapak yang menjual produk serupa. Baginya, harga murah bukan faktor
utama produk dibeli. Ia telah menyiapkan strategi khusus, yakni produk
yang lengkap dan berusaha menyediakan aksesori gawai sebelum gawai itu
diluncurkan.
Satu strategi lagi yang menjadi andalannya adalah pelayanan dan
layanan purnajual yang cukup berperan besar dalam meningkatkan
penjualan. “Jualan aksesori gadget itu harus update perkembangan gadget. Komunikasi aktif dengan buyer maupun calon buyer menjadi sangat penting,” ujarnya.
Berkat usaha kerja yang disertai doa dan tawakal, secara perlahan
Nurdyansyah mampu mendongkrak nilai transaksi penjualannya hingga
mencapai top performance seller pada awal 2014. Karena itu,
sejak Juli 2014, ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari PT Indofood
Sukses Makmur setelah lima tahun menjadi karyawan dengan posisi terakhir
sebagai kepala seksi dengan gaji yang lumayan besar.
Meski demikian, dengan rendah hati Nurdyansyah mengaku posisinya saat ini masih berada di level pilot plant. Setelah selama tiga tahun dia melakukan riset, mengembangkan pasar, dan positioning buat produknya agar semua orang langsung mengingat namanya begitu ingin membeli aksesoris gawai.
Untuk tahun 2015, pria asal Ngawi ini tengah mempersiapkan gudang
sekaligus ruang kerjanya di lantai 2 rumahnya yang berada di perumahan
Kristal Garden, Cibinong, Bogor. “Gudang ini untuk menampung stok yang
nilainya sudah mencapai miliaran rupiah. Produk yang saya stok semuanya
memiliki kualitas original. Tidak menutup kemungkinan, saya juga akan
buka gerai aksesoris gadget. Tapi, belum tahu kapan realisasinya,” ujarnya.
Terkait dengan sukses yang telah diraihnya ini, Nurdyansyah selalu
mengedepankan moto bahwa “hari ini harus lebih baik dari kemarin”. Jadi,
targetnya terus tumbuh, tumbuh, dan tumbuh. Slogan ini harus dibarengi
dengan sikap jujur dan dapat dipercaya (trust) agar bisa sukses menjadi salah satu top seller
di Bukalapak.com. Alasannya, penjual dan pembeli dalam bisnis daring
jarang bertatap muka. Jadi kiat untuk memperbesar pasar adalah dengan
meningkatkan kepercayaan pembeli.
Kini, Nurdyansyah bisa menikmati hidupnya sambil membesarkan bisnis
sistem perdagangan elektroniknya. Ia juga bisa membantu sang istri untuk
menjaga dan membesarkan anak-anaknya tanpa harus menyita waktu
kerjanya. “Apa pun usahanya, harus DUIT tetap nomor satu. Duit itu
adalah Doa, Usaha/Ikhtiar, dan Tawakal. Jangan sampai meninggalkan
ketiga hal tersebut,” tandasnya.
Sumber: http://www.ciputraentrepreneurship.com/entrepreneur-dalam-negeri/memaknai-pentingnya-prinsip-totalitas-dalam-berbisnis
Sumber: http://www.ciputraentrepreneurship.com/entrepreneur-dalam-negeri/memaknai-pentingnya-prinsip-totalitas-dalam-berbisnis
No comments:
Post a Comment